Red Yukata (Cerpen)

Karya: Haira 
              Suatu pagi yang cerah di bulan Juni , di musim panas yang begitu terik di negeri Jepang ,aku berjalan menelusuri kota Tokyo. Tanpa aku sadari seseorang menepuk pundakku dari belakang, seorang lelaki bertubuh tinggi , berkulit putih , dengan potongan rambut yang khas , dan aroma parfum yang sudah sangat aku kenal dari dulu , kini berdiri di belakangku . Dia Kenzo sahabatku dari kecil , sudah sangat lama aku mengenal dirinya, aku bertemu Kenzo saat musim dingin dan salju menyelimuti Jepang, saat itu aku kedinginan dan tidak mengenakan jaket , saat itu Kenzo memberikan jaketnya padaku , saat itulah aku mulai mengenal dirinya.

                Namaku Keiko , aku lahir di Indonesia tepatnya di daerah Jawa Barat , aku tinggal di Jepang karena Ayahku berasal dari negara ini, sementara ibuku sama seperti ku lahir di tanah Indonesia. Keluargaku memiliki restoran terkenal di Jepang , setiap harinya pengunjung tak henti-hentinya bergantian datang ke restoran kami, masakan ibuku memang sangat enak , itulah alasan kenapa Ayah jatuh cinta pada ibuku.

                Hari ini , seperti biasanya pengunjung datang begitu ramai , ibu meminta ku untuk membeli Unagi dan Sayuran , karena stok di kulkas sudah habis . Aku bergegas menaiki bus untuk pergi ke kota , hingga akhirnya aku bertemu dengan Kenzo, dia menawarkan dirinya untuk menemaniku berbelanja . Tak berapa lama , kita sampai di tempat yang kita tuju , lalu membeli beberapa ikat sayuran segar dan membeli Unagi di samping toko sayuran.

                Saat perjalanan pulang, aku melihat sebuah toko Manga , pegawainya menempelkan sebuah poster perilisan manga terbaru , hingga akhirnya aku memutuskan untuk masuk kedalam tokonya dan melihat buku terbaru , entah kenapa aroma buku membuat diriku betah lama- lama didalamnya , aku merasa tak ingin pulang ,dan menghabiskan waktu yang lama di dalam toko , hingga tak terasa sudah 3 jam aku di toko . “Aaaaa, bagaimana ini , ibu bisa marah” aku segera membawa buku yang kurasa bagus dan memutuskan untuk membelinya , “Keiko , nanti ibumu marah loh , ayo cepat pulang “, Kenzo membawa semua belanjaan ku dan memberhentikan Bus untukku ,  “ Jangan bilang ibu , kalau kita sudah dari Toko Manga , oke ?” , Kenzo mengiyakan apa kataku “Arigatou , Kenzo” aku tersenyum kepadanya.

                Sesampainya di restoran , ibu pun menanyakan padaku alasan kenapa aku baru pulang membeli belanjaan yang di pesan ibu , seperti biasa aku bisa membujuk ibuku hingga dia tidak marah padaku dan dengan bantuan Kenzo . “ Oh ya malam ini ibu akan membuatkan Sop dan Unagi  kesukaanmu untuk makan malam hari ini, sebagai rasa syukur karena pengunjung yang datang tadi lumayan banyak sekali “, “Yee , senangnya “.

                “Itadakimash” kata ibu , aroma yang benar-benar menggugah selera , membuat perutku semakin tak kuat menampungnya . Makan malam telah selesai aku membantu ibu untuk mencuci piring , dan membereskan meja makan.

                Esoknya , seperti biasa aku membantu ibu melayani setiap pengunjung yang datang ke restoran kami , Kenzo datang dan mengajak-ku bercerita , dan hingga akhirnya iya bertanya padaku “Bagaimana jika akhirnya sebentar lagi kita  terpisah karena kematian ?” , pertanyaanya membuat diriku tidak tau harus mengatakan apa , “Hal itu memang akan terjadi , tapi jika sekarang , aku tak pernah memikirkan itu sebelumnya “ , dalam hatiku aku merasakan rasa yang menyakitkan , karena Kenzo adalah sahabatku yang paling aku sayangi , “ Keiko , aku tau jika begitu kamu pasti akan sedih , begitupun aku “. Perbincangan kita terhenti disana saat ibu memanggilku untuk membereskan piring yang berantakan .

                Rasanya hari ini aku ingin menikmati secangkir ocha , untuk memulihkan pikiranku yang lumayan tak enak ini, diiringi musik klasik dan suasana indah di bukit belakang restoran milikku.

                Festival musim panas di Jepang , peristiwa paling penting di Jepang . Kami akan melihat kembang api , menonton pertunjukan tarian tradisional Jepang, bazaar makanan khas Jepang , dan hal lain yang menyenangkan. Setiap tahunnya di acara ini para gadis mengenakan Yukata , lengkap dengan dandanan nya yang cantik.

                Aku mengenakan Yukata Merah , dengan riasan rambut yang indah , aku pergi ke Festival bersama kenzo , iya terlihat rapih hari ini . Orang – orang melirik ke arah kami , “Apa yang salah dariku ? , apa bajuku jelek ?” , Kenzo tertawa dan berkata “Tidak kok , kamu bahkan terlihat cantik dari semua perempuan hari ini” ,”Apa katamu ? , bilang saja kau ingin aku membelikan makanan gratis kan makanya kau memujiku seperti itu.” Kataku sambil mengacak ngacak rambutnya .

                Kembang api  mulai di nyalakan , orang orang berkumpul dan menikmati malam yang indah ini , Kenzo berjalan dan duduk disampingku dengan dua es krim di tanganya dan memberikan nya kepadaku, aku menikmati es krim nya , rasanya coklat , dia memang sangat mengerti apa saja hal yang aku suka . Kembang api sangat indah , aku melihatnya dari bawah . Kenzo berlutut di hadapanku , dan wajahnya terlihat sangat serius tidak seperti biasanya “Keiko , apakah kau ingin menikah dengan ku ?.” , es krim yang ku pegang terjatuh , dan aku tidak menyangka Kenzo mengatakan hal ini di hadapanku , aku teringat mungkin Kenzo memang orang yang tepat untuk mempingi hidupku . Kembang api terakhir ,menyala di langit Jepang , aku menjawab pertanyaan nya namun hal yang tak kuduga terjadi , Kenzo mimisan dan pingsan di Hadapanku.

                Aku menangis , ketika tiba di rumah sakit , Kenzo masuk kedalam ruang UGD , dokter begitu lama keluar , hingga akhirnya dokter keluar dan berbicara padaku “Maaf , kami sudah berusaha semaksimal mungkin , tapi Tuhan berkehendak lain, sel kanker nya menjalar begitu cepat .” , Tubuhku benar-benar lemas aku tidak bisa berkata apa-apa lagi , hingga ibuku datang dan memelukku , rasanya hatiku benar-benar hancur .


Kehilangan yang paling menyakitkan dari seseorang adalah ketika berpisah dengan kematian , sekencang apapun aku teriak , dia tidak akan kembali lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Munafik