Aksara Lahir, Mengukir Bahasa

  Seorang Wanita Mutung Buah Karya: Meisi Nesya Pada sebuah malam di satu hari Detik jam menampakkan dina hari Pada pojok dinding sebuah ruang Terkulai lemah seorang wanita mutung Jemarinya menari-nari di atas pena Matanya merintikkan kesenduan, pupil mata mulai membesar Membesar bagai bunga pekaja Atma melayang di awan kelabu, nabastala yang kelam Hati berlumuran durja, kecil hati pada seorang perjaka Bercuma katanya, hilang kalanya Tanda kasih pada seorang perjaka, Akankah semakin pilu, atau semakin mendera?   Cirebon, 15 April 2020 [01.31 dina hari]    

  Imaji Karya : Punchline Pamitnya senja pada kemesraan Jingga di ufuk barat membayang di atas bumi Tiupan angin d mulai terasa dingin Surya mulai tenggelam dengan indah   Disela dua insan yang terperangkap dalam cinta Dalam cerita melepas rindu yang penuh haru Waktu tak bisa ditahan Ia terus berjalan seiring meleburnya suasana cinta   Cahaya jingga makin meredup Tetapi deburan rindu makin menggila Hilanglah jingga di sore itu Angin malam mulai menyapa   Bukannya ingin beranjak pergi Tetapi rindu menyuruhku untuk mnedekapmu Menggenggam tangan mungil dengan lembut Mengecup mu dengan hangatnya   Menutup kisah di hari itu dengan lambaian tangan yang terkulai Soreang, 14 April 2020