Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Surat Putih dan Keajaiban (Cerpen)

Karya: Fujiasep  Sore itu, kulihat Ayah sedang duduk termenung di halaman rumah. Kali ini, tatapannya berbeda. Tanpa banyak berfikir aku menghampirinya. Ayah melihatku dan berpura-pura tersenyum. Wajah itu, wajah yang aku benci. Senyuman manis Ayah yang penuh dengan kebohongan, menjadi jurus andalan ketika aku datang menghampiri Ayah yang sedang tersenyum. "Ayah kenapa?" tanyaku. "Kenapa gimana? Ayah gapapa kok, sayang." jawab ayah. Tanpa banyak bicara, aku hanya menatap Ayah. Ayahku memang pandai sekali menyembunyikan perasaanya. Itu yang membuatku terkadang membenci salah satu dari sifat Ayah. Sejenak aku berfikir, apa memang karakter semua laki-laki seperti Ayah? Jika iya, aku harap pendampingku nanti tidak seperti Ayah yang selalu tersenyum di balik keresahan hatinya. Keesokan harinya, aku mendapati sepucuk Surat di kamar Ayah dan Ibu. Aku memang mampir ke kamar Ayah dan Ibu untuk meminta izin karena akan pulang malam hari ini. Ketika melihat sepucu

Kembali (Puisi)

Karya: Flowing Flower Jujur aku benci keadaan Keadaan yang menuntut mu untuk mencintai ku dengan keterpaksaan Sapa mu dengan senyum palsu Tawa mu dengan kebohongan Mungkin alam semesta tau cara ku mencintai mu Mencintai mu dengan diam Tidak seperti sekarang,tidak nya mencintai mu dengan ketulusan Keterpaksaan pun akhirnya, membuat ku jijik dengan cara aku mencintai mu Aku hanya ingin kembali Seperti sedia kala  Dimana antara aku dan dikau Hanya saling tegur sapa Untuk ku tegur sapa sudah cukup Cukup untuk segalanya Cukup aku yang tidak mengharap itu Yaa hal yang tidak kau dan diriku inginkan

Aku Ingin Mencintai di JalanNya (Puisi)

Aku ingin mencintai di jalanNya  Karya : Canon Ink  Menuai mimpi yang indah Menatap masa depan yang kias dalam kabut  Aku ingin mencintaimu dalam diam  Dengan hening angin yang tak terdengar kapan datangnya Aku ingin menyimpan rindu dengan syahdu Dengan bisikan qolbu yang mengarahkannya dalam memperjuangkan  Akankah tiba waktunya? Akankah? Diri ini bertanya kepadaMu Akan kah perasaan ini terjawab Tugas Nya yang di berikan, tahukah bintang? Cukup memperbaiki diri sebelum bertemu Siapa itu? Dimana ia? Dan bagaimana ia? Jawabannya adalah ia akan sedang menunggumu Dengan sama-sama berproses menjadi lebih baik lagi Wahai hati yang lelah menunggu Diri ini bertanya kepada kholbu Wahai kholbu, apakah kau masih sabar? Jawabnya adalah Tuhanku menyuruhku sabar atas pertemuan yang ia Takdirkan  Yaitu di jalanNya yang ia berkati  Indihiang-Tasikmalaya, 18 Desember 2019

Puisi Rindu (puisi)

Karya: Amandaauliara Jika daku benda, mungkin benda terpeta Lambat laun menjelma tinta Hingga terukir suatu cerita Lalu dibaca dengan terbata-bata Karena ia bak sebuah derita Karena ia perihal rasa, yang tak lain tuk yang di cinta Ya begini, dengan serta merta Taukah kau tentang rindu? Sebuah rasa bak penyakit candu Bagi pecandu tak ada ingin selain bertemu Nan dituangkan sebuah harap pada sang waktu Kepada Sang Maha Cinta, yang Maha Tahu "Baik" semoga kabarmu Jika iya, tak lain syukur ucapku Sebab ku gusrah akan kondisimu Iyalah gusrah, selalu menyelimuti kalbu Sekarang, akulah debu. Debu pada sebuah pintu Tiap malam rewel, mengetuk pintu Rabb-Ku, Agar dikabulkan semua pintaku. Rabbku mahu tahu, Tidak tunarungu Bahkan tau yang terbesit dihatimu Bahkan sepanjang waktu. Maka itu tak bosan aku mengetuk pintu, Untukmu, kesehatanmu, kebahagiaanmu. Lobby Humanica Lab. 20 Desember 2019