Munafik
Karya : Semanggi
Orang besar itu meninggalkan
singgasananya dan berkeliling disejumlah perguruan tinggi.
Ketika petuah-petuah itu menggema
hingga sudut-sudut ruang, mahasiswa menggeleng - gelengkan kepala mereka.
"Orang besar itu berbicara
omong kosong." Kalimat itu dilipat rapi dalam benak.
Apalagi si mahasiswa kritis itu,
ia vokal berani menyuarakan kalimat tadi dengan menyelipkannya dalam pertanyaan
dan argumennya tentang kebijakan dan keadilan sosial.
Mahasiswa lain menyanjungnya
lewat sorot mata mereka, "Benar, ini superhero kami." Kira-kira
seperti itu bila diungkapkan.
Orang besar itu cerdik dan pandai
menilai.
Mahasiswa yang disebut superhero
itu pun cerdik, orang lain tak akan memahami taktik yang disimpannya apik.
Kini sorot-sorot mahasiswa pada
si superhero itu mengandung makna lain. Mereka kini menjadi rakyat yang
menyaksikan si superhero tadi telah duduk disinggasana dan tak pernah mau
lengser kendati isu korupsi membelenggunya.
"Benar,ia kini kawanan
bangsat. Tak heran hukum sulit mengadilinya."
Komentar
Posting Komentar