Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Munafik

 Karya : Semanggi Orang besar itu meninggalkan singgasananya dan berkeliling disejumlah perguruan tinggi. Ketika petuah-petuah itu menggema hingga sudut-sudut ruang, mahasiswa menggeleng - gelengkan kepala mereka. "Orang besar itu berbicara omong kosong." Kalimat itu dilipat rapi dalam benak. Apalagi si mahasiswa kritis itu, ia vokal berani menyuarakan kalimat tadi dengan menyelipkannya dalam pertanyaan dan argumennya tentang kebijakan dan keadilan sosial. Mahasiswa lain menyanjungnya lewat sorot mata mereka, "Benar, ini superhero kami." Kira-kira seperti itu bila diungkapkan. Orang besar itu cerdik dan pandai menilai. Mahasiswa yang disebut superhero itu pun cerdik, orang lain tak akan memahami taktik yang disimpannya apik. Kini sorot-sorot mahasiswa pada si superhero itu mengandung makna lain. Mereka kini menjadi rakyat yang menyaksikan si superhero tadi telah duduk disinggasana dan tak pernah mau lengser kendati isu korupsi membelenggunya. "B

Cermin

 Karya :  Dimensi lain "Ada apa dengan tatapanmu nona? Sudah lelahkah engkau menahan segala beban dalam hidup? Atau bahkan kau tak sanggup lagi menghadapi beban hidupmu?" tanyaku ketika sedari tadi ku pandang nona yang tengah meringkuk sembari menatapku tak terlihat jelas memang karena wajahnya tertutup helai rambut yang sangat tidak karuan, namun aku dapat melihat jelas matanya dengan tatapan yang tak dapat aku artikan, "Hey, kenapa diam saja? Apakah benar yang aku katakan tadi?" nona tersebut masih terdiam dengan ekspresinya yang makin tak dapat aku jelaskan. Kemudian nona tersebut mengeluarkan sesuatu dibalik saku jaketnya yang telah lusuh, "Ya ampun nona! Tunggu apa yang ingin kau lakukan?" akupun terkejut ketika kulihat benda yang dikeluarkannya adalah sebilah pisau. "Hey hey tenang nona, semua dapat diselesaikan secara baik-baik bukan?" Ucapku sambil gemetar takut-takut ia akan menerjang dan membunuhku dengan pisau itu, namun aku salah tern