Tentang Jer di Balkon Tenggara (Puisi)
Oleh : Dewi Hardianti
Hingga uban kering ditampar angin
Ia setia meringkuk di papiliun
Menyaksikan mawar berhamburan
Membagi balutan dan sayatan
Ingin sekali ia meloncat pada Jer di sana
Apa daya dalamnya pincang hingga buta semua orang
Merengek sekian abad menunggu disentuh hingga jasad
Sampai kelelawar tertidur di malam kelam
Melambai pada kuda yang berlari kecang
Ia menanti pengembalian yang tak kelar
Tetap mengejar wajar yang tiada di bayar
Ia ketinggalan
Ia tak kelihatan
Jer menari dengan tetangga
Berpesta di balkon tenggara
Sedang ia bersenandung di neraka
Tasikmalaya, April 2016
Hingga uban kering ditampar angin
Ia setia meringkuk di papiliun
Menyaksikan mawar berhamburan
Membagi balutan dan sayatan
Ingin sekali ia meloncat pada Jer di sana
Apa daya dalamnya pincang hingga buta semua orang
Merengek sekian abad menunggu disentuh hingga jasad
Sampai kelelawar tertidur di malam kelam
Melambai pada kuda yang berlari kecang
Ia menanti pengembalian yang tak kelar
Tetap mengejar wajar yang tiada di bayar
Ia ketinggalan
Ia tak kelihatan
Jer menari dengan tetangga
Berpesta di balkon tenggara
Sedang ia bersenandung di neraka
Tasikmalaya, April 2016
Komentar
Posting Komentar