Dengarlah (Puisi)


Teriknya kembali menyilaukan
Menutup pintu mataku
Hatiku luluh lantah
Terkapar sinarmu yang menyibak kalbu

Hai mentari
Dengarlah!
Dengarkah?
Sapaan diamku kala senyummu timbul di ufuk timur?
Ia terus berteriak
Berharap kau ku gapai,
Namun nyatanya sulit tergenggam

Tasikmalaya, 24 September 2017
Pukul 21.42 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Munafik